Thursday, October 27, 2011

Selamat Hari Blogger, Kawan!


Sebenarnya, sebelum saya memutuskan untuk menuliskan ini, saya merasa tidak percaya diri karena betapa bobrok produktivitas saya sebagai seorang blogger. Saya sadar, tentu sepenuhnya sadar. Telah begitu lama digelayuti rasa enggan dan rasa malas untuk menulis sesuatu di blog. Dan tanpa saya sadari, rasa malas itu telah bermetamorfosis menjadi rasa apatis. Saya menjadi tidak peduli lagi pada blog walau sudah banyak sarang laba-laba di dalamnya. Hiii!

Bukan karena tidak ada topik. Ada banyak sekali ide yang mengalir dan menggema di kepala ini. Tapi ada saja yang membuat jemari ini tidak lantas menyamankan diri untuk menari di atas keyboard. Pernah saya mencoba memaksakan diri untuk menulis. Saya hidupkan laptop, buka blog, klik new post, dan terhamparlah di hadapan saya sebuah halaman putih yang siap untuk saya tulisi. 

Apa yang terjadi? Menit pertama, halaman "new post" masih putih. Belum ada ide. Namun baru di menit kedua, tanpa saya sadari saya mulai menggeser mouse ke tab sebelahnya, yakni Facebook. Menit ketiga, saya malah asyik berkomentar di status-status teman. Menit keempat, pindah tab lagi and berpikir ulang,`Mau nulis apa ya...?` #errr Menit kelima, secara otomatis jemari saya mengetikkan "ctrl-tab" dan membuka halaman Twitter. Lalu saya pun sibuk melihat tweets yang ada, dan menjadi lupa bahwa tadinya tujuan awal saya online adalah untuk posting sesuatu di blog. #tepokjidad

Ah, saya sadar. Terlalu banyak menunda. Terlalu banyak berpikir tanpa menuliskannya. Terlalu banyak malasnya. Terlalu asyik dengan social media lainnya. Akhirnya semangat blogging jadi mengering.

Setelah dipikir-pikir, sebenarnya kita gak perlu kebanyakan mikir sebelum menulis di blog. Mengalir saja. Seperti yang sedang saya lakukan saat ini. Menulis dan menulis, tanpa memikirkan apakah tulisan saya bagus atau tidak, akan disukai atau tidak, dan kekhawatiran lainnya. Yeah, walaupun saya sudah lupa kapan terakhir saya nulis artikel. #hihihi Kebanyakan adalah puisi yang tidak perlu banyak mikir dan cepat jadinya (secara hanya terdiri dari beberapa bait saja). :p

Intinya menurut saya adalah `semangat sharing`-nya. Apapun yang kita tulis, jika diawali dengan semangat berbagi, maka mengalir saja. Enjoy tanpa beban. Right?

Di Hari Blogger Nasional ini, izinkan saya mengucapkan selamat, selamat kepada semua blogger Indonesia yang telah meramaikan dunia maya. Selamat kepada para blogger yang senantiasa konsisten dalam aktivitas menulisnya.

Well, pada akhirnya pertanyaannya adalah, "Apakah tulisan ini akan mengawali semangat saya untuk kembali menulis artikel secara berkala?" Kita lihat saja. :p

*** 

Sumber gambar dari sini

Friday, August 12, 2011

Ajari Aku

Hari ini aku belajar
Tentang hati yang rela
Tentang arti ikhlas sepenuhnya
Tentang tawakkal padaNya

Hari ini aku belajar
Memaknai cara-caraNya
Memaknai hidup yang tak selamanya ada
Memaknai kerapuhan anak manusia

Duhai, siapapun di sana
Ajari aku...
Sekali lagi

Wednesday, July 13, 2011

Baiklah

Baiklah
Jika memang tak mampu kau selami
Dalamnya samudera hati
Aku takkan memaksa
Biar angin yang membelainya saat hujan menyapa

Baiklah
Jika memang tak mampu kau baca
Siratan harap dalam sikap
Aku takkan memaksa
Biar langit yang memeluknya saat senja menjelma


Mungkin memang saat ini
Kau tak mendengar simfoni
Namun kelak kau 'kan sadari
Saat aku bernyanyi


Sumber gambar dari sini

Tuesday, July 05, 2011

Bilik Hati

Cobalah rasa
Bila kau tak kuasa mendengarnya

Cobalah hayati
Jika kau tak kunjung memahami


Bilik hati ini
Engkau yang punya kunci

***

Sumber gambar dari sini

Friday, June 03, 2011

Episode Hujan



Suatu waktu dalam hidupmu
Kala hujan dengan keras menerpamu
Di saat itulah kau akan belajar
Menikmati awan kelabu

Suatu hari dalam hidupmu
Kala hujan menyapamu dengan badainya
Di saat itulah kau akan belajar
Menikmati rasa sakitnya

Aku tahu pelangi kan datang
Menghangatkanku dengan indah bias sinarnya
Tapi masihkah aku di sini?

*** 

Gambar diambil dari sini 

Sunday, April 17, 2011

Risau Rindu

Saat kutatap lekat langit jiwaku
Ingin aku singgah dan berlama-lama di sana
Menekuri riak-riak hati yang selalu haru
Mengeja bait demi bait rasa dalam nuansa biru

Saat kubaca dinding hatiku
Dirinya risau akan rindu
Namun lagu takkan berlalu
Kan s'lalu berdendang dalam nada syahdu

Mungkin nanti
Betapa jarak takkan berarti
Kau 'kan s'lalu ada di sini
Indah di hati ini

Friday, April 15, 2011

Saat Cinta



Saat semua berubah menjadi cinta
Tak ada yang perlu kurisaukan
Tak ada pula yang perlu kukeluhkan
Semua hanyalah keindahan

Keindahan dalam mengabdi
Keindahan dalam belajar menjadi seperti yang kau harapkan
Keindahan dalam ikhlas menerima semua yang ada
Keindahan dalam menyimak dan membaca dirimu, kasihku
Keindahan… dalam mencintaimu

Thursday, March 31, 2011

Wahai Mentari, Duhai Pelangi

Mentari,
Maafkan daku lupa pada hangatmu
Sebab ia tlah begitu rupa
Menghangatkan hatiku

Pelangi,
Maafkan daku abaikan indahmu
Sebab ia tlah begitu rupa
Melukiskan keindahan di hatiku

Wahai mentari, duhai pelangi
Maklumilah...
Hatiku kini bermusim baru
Menyemai syahdu

Saturday, February 12, 2011

Langit Pagi

Langit pagi ini
Siratkan warna hati
Membentang bagai lautan permadani
Membiru bagai indahnya mimpi-mimpi


Mungkin kini
Langit kata sedang memuai jiwa
Mengumpulkan bait-bait nan indah
Dalam kristal awannya

Mungkin nanti
Kala ia tlah berevaporasi
Kan kuhujani engkau dengan puisi
Kan kuindahkan engkau dengan pelangi diksi

Sumber gambar dari sini

Thursday, January 27, 2011

Aku Lupa


Ternyata aku lupa 
Engkau membuat langit menjadi lega
Engkau membuat petani bergembira
Engkau menyejukkan sesak udara

Ternyata aku lupa
Derasmu ciptakan berkah di bumi
Derasmu lelapkan mimpi
Derasmu hadirkan pelangi

Ah, jika aku ingat
Betapa engkau akan kuizinkan
Menderas tiap hari
Membanjir di sini

Aku mencintamu, hujan
Sumber gambar dari sini

Thursday, January 20, 2011

Percuma

 
 
Percuma kau memoles diri
Percuma kau memasang wajah putih
Percuma kau mengumbar kata bagai gula
Dengan alasan

Aku bukan penonton
Yang menikmati pertunjukan bodohmu
 
Aku tak butuh alasan
Bahkan milikku
 
Sumber gambar dari sini
 
***
*Bubur tak kan pernah kembali menjadi nasi*
 

Thursday, January 13, 2011

Jika Kau Rindu

Puisi punya rumahnya
Menjadi tempat berteduh
Menjadi tempat mengadu

Puisi pun kadang tak pulang
Layaknya kita, yang selalu rindu akan pulang
Saat tak ada lagi tempat untuk pulang
 
 


Jika kau rindu puisi
Pulanglah...

Wednesday, January 12, 2011

"Dah sampe mana hafalannya?"

Beberapa hari yang lalu, saat bersilaturrahim dengan teman-teman seperjuangan di sebuah acara, saya iseng bertanya dengan anak dari salah satu Mbak yang ikut dalam acara itu.

"Adek sekarang hafalannya dah sampe mana?", saya bertanya dengan santai sambil menikmati acara tersebut. 

Lalu, ia juga menjawab dengan santai sambil cuek menatap ke depan, "Al Qolam". 

*glekkk* Saya benar-benar tertohok, tertampar keras sekaligus malu. Betapa saya sungguh malu, mengingat hafalan saya yang masih cekak. Saya teringat bagaimana susah payahnya menghafalkan sepertiga jumlah surat dari Al Qur'an. Sedangkan anak ini, sudah jauh ke depan, Juz 29! Padahal ia baru kelas 3 SD!

Malu. Asli. Malu sekali. Betapa saya sering melonggarkan diri untuk tidak menghafal ayat-ayat suci. Betapa saya sering berharap pada ucapan `nanti'. "Nanti saja lah, kan masih ada waktu".

Dan saya semakin tertampar keras, saat melihat rekaman video para Hafizh dari Tajkistan. Adalah Muhammad Ayub, usianya baru 7 tahun. Ia adalah salah satu penghafal Al-Qur'an terkecil di dunia dari Badan Tahfizh Al-Qur'an Internasional. Mendengarkan ia sedang tasmi' dengan kualitas bacaan yang luar biasa, saya merinding. Ada beberapa anak lagi yang sempat saya dengarkan hafalannya, Mihrabuddin (7 tahun), Shalaahuddin (7 tahun), dan Najmuddin (6 tahun). Kesemua anak-anak itu adalah Hafizh, hafal seluruh Al-Qur'an. Subhanallah...



Ingin sekali saya membagi videonya disini, hanya saja belum sempat saya edit. Pokoknya mendengarkan anak-anak itu bersenandung Al-Qur'an, saya merinding, sekaligus iri.

Maka pertanyaan yang harus segera diajukan pada diri kita adalah, "Dah sampe mana hafalannya?"

(ninja) *dissapear*


Sumber gambar dari sini

Sunday, January 09, 2011

Dunia Pasti Berputar

Mengingat kord lagu ini cukup mudah bagi saya (kecuali F), maka patut dicoba. Here we go :

C           G    Am G
Dunia pasti berputar
F      Em      Dm      G
Ada saatnya semua harus berubah
C           G    Am   G
Ingat pasti bertukar
  F        Em      Dm    G
Kita harus siap hadapi semua
F               G
Ikhlaskan segalanya
  F                G         C
Jalani semua yang ada di dunia

Int: G Am G F Em Dm G

C           G    Am G
Dunia pasti berputar
F      Em      Dm      G
Ada saatnya semua harus berubah
F               G
Ikhlaskan segalanya
  F                G
Jalani semua yang ada…
C           G    Am G
Dunia pasti berputar
F      Em      Dm      G
Ada saatnya semua harus berubah
C           G    Am   G
Ingat pasti bertukar
  F        Em      Dm    G
Kita harus siap hadapi semua
F               G
Ikhlaskan segalanya
  F                G
Jalani semua yang ada.. ho ho ho hoho

Interlude: Am G C Dm E
           Am-G Am G C
           D Dm G

           C                 G
Ho ho ho Tuhan pasti berikan kita
    Am        Em
Segala yang indah
  F        C      Dm        G
Dengan segala anugerah tuk kita
  C                 G      Am       Em
Yakinkan kita pasti bisa jalani semua
  F                      G
Jagalah semua yang telah ada
    Dm     G
Tuk hidup kita
C           G    Am G
Dunia pasti berputar
F      Em      Dm      G
Ada saatnya semua harus berubah
C           G    Am   G
Ingat pasti bertukar
  F        Em      Dm    G
Kita harus siap hadapi semua
F               G
Ikhlaskan segalanya
  F                G         C G Am G
Jalani semua yang ada di dunia

Coda: F Em Dm G

***

Saya suka lagu ini, lirik yg meneduhkan jiwa ditambah dengan nada-nada yang pas di hati, menjadikan lagu ini enak didendangkan di waktu-waktu sela. Cuma jari saya belum terbiasa dengan kunci F, masih ancur! :D


Chords source : from here

Saturday, January 08, 2011

About Music

Musik, aku mengenalnya sejak masih sangat mungil. Teringat dulu, ketika aku suka menghapal semua lagu yang kudengar, entah itu lagu anak-anak atau lagu orang dewasa. Teringat dulu, ketika aku sering meminta Papa untuk memainkan pianonya, lalu aku bernyanyi dengan riang. Tak ada pelajaran disana, entah itu tentang nada, tempo, apalagi genre musik. Tahukah apa yang dihasilkan dari musik? Sebuah perasaan yang tak tergambarkan, ada riang disana, ada ketenangan disana. Dengan musik, hati seolah bisa mengadu begitu saja. Mengadukan apapun. 

Saat dewasa, aku mengerti bahwa menciptakan harmonisasi sebuah karya seni musik tidaklah mudah. Teknik yang berbeda di setiap alat musik memberi warna yang sangat menakjubkan. Ingin rasanya diri ini menjadi bagian dari harmoni itu. Tidak muluk-muluk. Aku hanya ingin bisa menghibur diriku sendiri, dengan harmoni. Namun, mengetahui tingkat kesulitan dari setiap alat musik adalah seperti menatap langit. Jauh, seolah tak terjangkau. Lalu kucoba mengurai dari yang paling sulit kujangkau, dan akhirnya kutemukan jawabnya.

Gitar. Ya, gitar. Sebuah alat musik yang mudah ditemui dimana saja. Di kampung paling pelosok sekalipun. Bahkan pengamen yang tak mampu membeli gitar paling murah pun bisa membuatnya sendiri. Lihat saja penampakan ini :

Maka bisa dibilang, gitar adalah alat musik yang `merakyat`. Sejak dulu, aku sudah jatuh cinta pada gitar. Ingin sekali rasanya memetik senar-senarnya, memainkan jemari mencari nada-nada indah. Namun, aku baru bisa mewujudkannya saat merantau, akhir 2009 lalu. Itupun tak ada yang bisa mengajari bagaimana teknik bergitar dengan benar. Otodidak saja, cari lagu jenis chordnya sedikit, lalu mencoba memainkannya satu demi satu. Maka bisa ditebak hasilnya, berantakan. Namun, walau cara bermain gitar masih payah, ada kesenangan tersendiri saat bisa menaklukkan sebuah kunci nada. 

Gitar, mudah dibawa kemana saja, bisa dimainkan dimana saja, namun harmonisasi yang dihasilkannya sungguh menakjubkan. Ada banyak gitaris yang bisa menginspirasi jiwa-jiwa musikal. Sebut saja salah seorang gitaris anak bangsa, Jubing Kristianto. Ia menciptakan sebuah karya musik yang fenomenal sekaligus menakjubkan.

 


Melihat dan mendengar aksi solo guitar tersebut, membuat saya terkagum-kagum. Betapa sebuah harmoni yang menakjubkan bisa diciptakan dengan teknik sedemikian rupa. It's awesome. 

Saya yakin, masih ada begitu banyak karya seni musik yang hebat di dunia ini. Ada begitu banyak pelaku seni musik dengan genre musik yang berbeda, dengan alat musik yang berbeda pula.

Musik, ada satu hal yang pasti kita temui di dalamnya; sebuah kekayaan tiada tara.

Thursday, January 06, 2011

Rintik

 
Rintik itu datang padaku
Aku membatu

Kelak gerimis kan meringis
Namun karangku takkan terkikis

Pun saat deras menderu
Aku membeku

Maka hujanilah
Entah rintik, gerimis, atau deru itu
Jika kau cukup keras

Sumber foto dari sini.

Saturday, January 01, 2011

2011; Tahun Baru, Semangat Baru!

Di tahun baru ini, tentunya kita semua bersemangat untuk menjalankan semua rencana yang telah kita desain saat akhir 2010 kemarin. Ada banyak harapan baru serta target-target baru yang akan mewarnai tahun baru kali ini. Semuanya tentu dalam rangka menjadikan segala sesuatunya lebih baik dari hari kemarin.

So, sebelum saya beranjak lebih jauh, saya ingin membuat sedikit review untuk tahun 2010. Here we go!

Bertemu dengan banyak blogger
Subhanallah, walhamdulillah... saya bisa hadir di beberapa agenda blogger di tahun 2010 ini. Bertemu langsung dengan para blogger yang hanya saya kenal dari layar monitor memang asyik. Amprokan Blogger yang diadakan di Bekasi, miladeBlogger, SOLO serta Pesta Blogger membuat saya cukup terperangah, bahwa ternyata ada begitu banyak blogger aktif di Indonesia yang begitu bersemangat dalam menulis. 

Kopdar! Ya... kopdar memang selalu menghadirkan sesuatu yang berbeda. Apalagi para blogger yang datang di event-event itu berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Selain bisa kopdar, acara semacam ini juga bisa dimanfaatkan untuk hunting foto dan jalan-jalan. :D Satu yang pasti, hal positif yang bisa kita dapatkan adalah semangat menulis (walau tahun 2010 ini postingan saya kebanyakan puisinya). :p


Lompatan Tak Terduga
Menjelang akhir 2010, saya mendapatkan sebuah peluang yang sama sekali tak terpikirkan dan tak terlintaskan di benak saya. Jurnalis. Ya, September lalu saya ditawari oleh seorang teman untuk mengambil job yang sebenarnya ditawarkan padanya. Awalnya saya ragu pada diri sendiri, 'Apakah saya mampu?' Namun, karena dorongan keinginan untuk mencoba hal yang baru, 'Why not?'

Satu hal yang saya sukai dari pekerjaan baru ini adalah freedom. Saya bebas bekerja kapan saja dan dimana saja tanpa terikat ruang dan waktu. Saya bisa mengerjakannya sambil jalan-jalan ataupun saat bersantai di rumah. Tapi, kendala terbesar yang sampai saat ini saya masih terus mencoba beradaptasi adalah gaya penulisan. Terjebak dalam diksi-diksi puisi selama nyaris setahun ini membuat saya agak sulit menemukan `feel` saat saya menulis artikel-artikel jurnalistik. But, I'm sure I can learn to be better.

Ada sesuatu yang menggelikan jika seseorang menanyakan tentang pekerjaan dan latar belakang pendidikan saya. Basic perawat, suka IT, tapi bekerja sebagai kontributor majalah. Saat saya bekerja sebagai IT Support, orang-orang akan bertanya, "Dulu lulusan mana? Ngambil spesialisasi IT apa?" Widih.... *saya bergidik sambil geli sendiri* Lantas saya jawab saja seadanya, "Saya basic-nya perawat kok, tapi suka IT." :p Begitu juga saat ini, ada yang bahkan bertanya, "Kamu anak Komunikasi ya?" :D Teman-teman lama yang baru tahu pekerjaan terakhir saya ini pun terheran-heran, "Lho! Bukannya kamu perawat? Kok bisa sampe ke majalah sih?" Dan saya hanya bisa nyengir-nyengir dan menjelaskan seadanya. :D Yang pasti, this is a great jump!

Sakit 
Ugh! Sakit memang bukan teman akrab bagi seorang Cici Silent. Namun di pertengahan September lalu, saya benar-benar KO! Dirawat di rumah sakit pulak! (doh) Saya kira, proses recovery kesehatan hanya akan berjalan satu minggu saja. Nyatanya lebih dari satu bulan temans! Parah. Namun, saya sadar bahwa kesemuanya itu disebabkan oleh ketidakpedulian terhadap diri. Mungkin saya telah begitu sering memaksakan diri sampai di titik terakhir stamina. Dan memang Allah menegur saya dengan sakit hingga saya benar-benar sadar bahwa ada hak tubuh untuk diistirahatkan, bahwa ada hak anggota tubuh untuk dipenuhi secara maksimal kebutuhannya. Benarlah kata-kata bijak yang sering kita dengar, "Ingatlah sehatmu, sebelum sakitmu".


Yogyakarta
Sejak saya menginjakkan kaki di kota ini 3 Oktober 2009 lalu, saya telah jatuh cinta padanya. Keramahan penduduknya, ketenangan kotanya, keindahan alamnya, kekayaan budayanya membuat saya benar-benar jatuh cinta. Di akhir 2010 lalu, saat menjadi relawan Dompet Dhuafa untuk korban Merapi, saya cukup lama berada di Jogja. Setiap hari berinteraksi dengan orang-orang Jawa dengan bahasa khasnya, mengunjungi tempat-tempat yang menakjubkan, menyaksikan budaya mereka yang begitu mengesankan membuat saya benar-benar selalu rindu akan Jogja. 

Maka sejatinya, Yogyakarta telah membuat khasanah petualangan saya semakin kaya.


Picture of the year

Senja yang indah, diapit dua buah atap yang saling bersisian. 
(Kos Puri Ayu, Jakarta Selatan, 27 Januari 2010)


Sebuah scene hijau menarik di Jababeka. 
(Bekasi, 06 Maret 2010)


Pernak-pernik lampu cantik di sebuah masjid yang begitu menarik perhatian saya. 
(Bogor, 20 Maret 2010)


Senja di Daarut Tauhid. 
(Bandung, 18 April 2010)


Menyeberangi Selat Sunda. 
(23 April 2010)


Liku jalan menuju perbatasan puncak Gunung Dempo. 
(Pagar Alam, 28 April 2010)


Simetris di Masjid Kubah Emas. 
(Depok, 29 Mei 2010)


Saat melakukan Aksi Layanan Sehat ke Muntilan. 
(Yogyakarta, 13 November 2010)


Salah satu pantai di Gunung Kidul yang cukup indah, Baron. 
(Yogyakarta, 20 November 2010)


Gunung Dempo saat senja. Diambil dari Alun-alun kota. 
(Pagar Alam, 28 Desember 2010)


Pemandangan yang jarang saya lewatkan kala berkunjung ke rumah nenek. 
(Pagar Alam, 31 Desember 2010)


Demikian. Semoga kita mengawali tahun baru juga dengan semangat baru. Chayooo!