Tuesday, July 01, 2014

Atas Nama Kesalahan

Memang tidak mudah, menyikapi kesalahan seseorang dengan cara yang benar. Yang ada hanyalah rasa ingin menghujaninya dengan kata-kata makian, menghujaninya dengan penghakiman. Merasa benar sendiri. Harusnya begini, harusnya begitu. Tanpa mau tahu, ada apa dibalik semua. Apa alasan sebenarnya. Bagaimana kondisi yang terjadi.

Memang sungguh mudah, meluncurkan sang lidah. Senjata yang paling tajam di dunia, yang telah terkenal kehebatannya itu. Namun berpikirkah, luka yang diakibatkannya. Lama menganga. Tak secepat mengucap kata penawar yang ringan; maaf.

Alibi yang paling diandalkan untuk mengghibah biasanya "curhat". Agar hati lega. Tapi tahukah? Malaikat selalu mencatat.

Pernahkah berpikir, apa yang paling kita inginkan, saat kita melakukan kesalahan? Dimaklumi bukan?

Bahwa setiap orang punya sisi lemah, sisi gelap, karena memang manusia diciptakan dengan kecenderungan fifty-fifty antara kebaikan dan keburukan.

Bahwa kita semua diciptakan jamak, agar berdekatan. Saling mengingatkan, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Alfa, lupa, lalai, kadang terlena. Itu semua manusiawi.

Maka terlepas besar atau kecil sebuah kesalahan yang dilakukan seseorang, sikapilah secara manusiawi, layaknya kita yang senantiasa memohon ampunan padaNya, atas dosa-dosa berulang yang tak terhitung angkanya.

Sunday, April 06, 2014

Yuk! Temukan Pasien TB


Tidak semua orang yang tahu, bahwa penyakit TBC yang saat ini lebih populer disebut TB, masih merebak dan berkembang biak seiring dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia. Iklim dan musim di Indonesia yang relatif lembab, menjadikan bakteri Tuberculosis (TB) yang bersifat tahan asam ini sangat mudah membangun koloni-koloni. Gaya dan pola hidup masyarakat kurang peduli terhadap kesehatan, ditambah dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit TB secara benar membuat mayoritas masyarakat beranggapan bahwa penyakit TB ini adalah penyakit yang memalukan.

Hal itu membuat seringkali pasien TB tidak menghiraukan gejala-gejala awal sehingga terlambat dideteksi hingga menyebabkan kematian. Selain itu, lambatnya deteksi penyakit TB ini, juga membuat sang pasien berpotensi tinggi menularkan pada lingkungan sekitarnya.

Berikut tips "Temukan Pasien TB" versi saya sebagai mantan perawat :)

Kenali Gejalanya
Cermati tanda-tanda fisik di bawah ini:
  • Batuk berdahak (kadang tidak berdahak) lebih dari 2 minggu; batuk lebih intens saat di pagi dan malam hari.
  • Nafsu makan menurun
  • Sering merasa lesu
  • Berkeringat banyak di malam hari walau cuaca tidak panas dan sedang tidak beraktivitas
  • Berat badan menurun drastis
  • Batuk berdarah (hemaptoe), ini terjadi jika penyakit TB sudah menjangkit parah dalam paru-paru
Nah, dengan mengetahui gejala umum penyakit TB, kita dapat mengidentifikasi orang-orang di sekitar kita, apakah mereka berpotensi memiliki gejala TB atau tidak.

(Sumber : http://carapedia.com)

Deteksi Lebih Awal
Jika lebih cepat terdeteksi, cepat berobat, maka juga akan menghindari penularan secara langsung pada orang-orang di sekitar. Tidak usah malu untuk periksa dahak (cek BTA) atau pun Rontgen, deteksi dini justru membuat proses pengobatan menjadi lebih mudah.

Komunikasikan Secara Personal
Kita adalah makhluk sosial. Tentu kita akan merasa berempati jika ada keluarga, teman, kerabat, atau tetangga yang menderita suatu penyakit. Maka sarankan mereka untuk memeriksakan diri ke dokter atau puskesmas terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Jelaskan pula bahwa pengobatan OAT sangat mudah, gratis, dan pasti sembuh jika diminum sesuai aturan.

Jika telah melakukan komunikasi secara personal dan penuh empati, saya yakin bahwa si penderita akan luluh hatinya untuk mengikuti saran ini. Selain itu, beri informasi bahwa penyakit TB bukanlah wabah yang memalukan. Bahwa setiap orang berpotensi untuk tertular, tidak mengenal strata hidup dan tingkat ekonomi.

Well, dengan begitu, insya Allah kita sebagai masyarakat dapat ikut berpartisipasi secara aktif dalam pemberantasan penyakit TB di Indonesia. Amiin.

(Sumber : http://bloglog.com)


Wednesday, March 26, 2014

5 Hal yang Dikangenin Sejak Jadi Ibu Baru

Ada banyak rasa yang muncul ketika saya mengingat `rumah` ini. Sebuah tempat dimana saya bisa berbagi banyak hal. Tempat dimana saya bisa mengenal banyak orang, menjalin persahabatan di dunia maya. Semua dimulai dari sini. Maka saat saya melongok untuk ke sekian kalinya, merenungkan betapa menyedihkan kondisinya saat ini; suram, berdebu, sepi.

Waktu tentu tak pernah salah. Kita lah yang salah dalam cara memperlakukannya. Siang-malam. Pagi-petang. Hari-hari berlalu. Hingga tibalah saya disini; waktu luang dengan mood yang lapang.

Well, sebenarnya untuk warming up, saya ingin menulis yang ringan-ringan saja. Maka dari itu, saya ingin berbagi tentang hal yang paling dekat dengan aktivitas keseharian saya saat ini sebagai seorang ibu.

Tentunya, membesarkan seorang anak bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kesabaran, keteguhan, serta ketangguhan. Sebagai seorang ibu baru (baru satu orang anak :D), saya ingin berbagi tentang hal-hal yang sudah tak bisa lagi saya lakukan sejak saya memiliki seorang bayi. Saya yakin ibu-ibu yang lain juga merasakan hal yang sama, bahwa ada beberapa hal yang kita rindu-rindukan atau kita kehilangan akan hal itu, sejak menjadi seorang ibu baru. Check it out! ;)


Main gitar

Gitar, dia adalah satu-satunya pelipur lara saat jadi anak kos dulu. Walaupun yang bisa saya mainkan hanya beberapa kunci mudah untuk lagu-lagu yang juga mudah, kangen rasanya bisa gitaran lagi. But it takes time. Mungkin beberapa orang berpikir bahwa saya bisa saja menyambar gitar lantas memainkan satu-dua lagu sementara anak saya tidur atau bermain. Tapi, bagi saya bercengkrama dengan gitar tak bisa sebentar. :D


Hunting Foto

Yeah! Bagi saya hunting foto adalah berarti 3 hal menyenangkan; petualangan, sudut pandang baru, dan menjadi vitamin bagi jiwa. Kebanyakan yang suka saya jepret adalah wajah langit (awan, matahari, bulan) dan manusia (dengan segala ekspresi dan aktivitasnya). Saat ini si Canon kesayangan saya lebih sering berada di lemari. Seringkali saya meyakinkan diri (lebih tepatnya menyabarkan diri) bahwa suatu saat nanti akan tiba kembali masanya untuk nge-date lagi sama si Canon. Pasti. ;)


Berlama-lama Saat Mandi


Saat penat melanda. Gerah. Suntuk. Ada satu hal yang bisa memberikan efek relaksasi menyegarkan, yakni mandi. Tapi, yang menyenangkan bagi wanita adalah saat berlama-lama. Nah, sejak punya bayi, saya lebih sering mandi kilat. :))


Nonton Bioskop Berdua Suami :p


Yup! Siapapun yang menjadi seorang ibu baru, pasti kangen hang out berduaan sama suami. Kalo saya, nonton di bioskop menjadi hal yang istimewa. Well, saya bersyukur, sebelum punya baby saya telah menghabiskan cukup banyak waktu buat nonton berdua suami. ^_^


Perawatan di Salon


Nah! Ini dia yang paliiing bikin saya mupeng. Menjadi salah satu pelanggan sebuah salon, bagi saya ibarat dilayani seperti putri raja. Yang paling saya kangenin adalah creambath di salah satu salon yang dulu sering saya sambangi. Paling nggak, nunggu Syifana lulus S3 ASI saat dia 2 tahun nanti. #sabaaar

***

Penasaran sama teman dan sahabat senasib sepenanggungan, saya bertanya pada mereka tentang 5 hal apa yang mereka rasa kehilangan sejak menjadi seorang ibu.






Ternyata jawabannya unik dan lucu-lucu :D Thanks buat teman-teman yang udah mau share di FB. ;)