Friday, September 28, 2007

Rapuh

Detik waktu, terus berjalan
Berhias gelap dan terang
Suka dan duka, tangis dan tawa
Tergores bagai lukisan

Seribu mimpi berjuta sepi
Hadir bagai teman sejati
Di antara lelahnya jiwa
Dalam resah dan air mata
Ku persembahkan kepadaMu
Yang terindah dalam hidupku

Meski ku rapuh, dalam langkah
Kadang tak setia kepadaMu
Namun cinta dalam jiwa hanyalah padaMu

Maafkanlah bila hati
Tak sempurna mencintaiMu
Dalam dada ku harap hanya diriMu yang bertahta

Detik waktu terus berlalu, semua berakhir padaMu


By : Opick

--- *** ---

Subhanallah... ketika pertama kali mendengarkan lagu ini hati terasa terenyuh, luluh, dan langsung meresapi lirik dan rangkaian nadanya.

Terkadang... memang ada kalanya kita menjadi rapuh, kadang terlupa padaNya, kadang cinta tak sepenuhnya padaNya. Maafkanlah Ya Rabb... bila hati ini tak sempurna mencintaiMu. Sungguh... di dalam dada, hamba mengharap hanya diriMu lah yang bertahta.

Semoga bulan Ramadhan ini... menjadi momen kita untuk merajut kembali benang-benang cinta kita padaNya. Hingga cinta itu menjadi erat, kuat, dan tak tertandingi oleh cinta selainNya. Amin.

Sunday, September 23, 2007

Sebuah Perenungan

Teman, pernahkah kita berpikir bahwa pertemuan kita dengan bulan Ramadhan bukanlah suatu kebetulan ? Adakah kita merenung… bahwa bulan Ramadhan tahun 1428 Hijriah ini hanya ada satu kali sepanjang zaman ? Pernahkah terlintas di benak kita, bahwa setiap takbir kita, ruku’ kita, sujud kita, air mata kita… akan tercatat dalam dalam sebuah arsip paling rapi sejagat raya dan menjadi saksi di akhirat kelak ? Subhanallah… Shalat zuhur kita hari ini pada tanggal 11 Ramadhan 1428 H, hanya ada satu kali saja, tidak akan terulang lagi. Puasa kita hari ini pun, Ahad, 23 September 2007, sungguh, tidak akan terulang kembali.

Ketika kita berpikir dalam frame itu, maka setiap ibadah yang kita lakukan menjadi begitu spesial dan tak tergantikan. Tatkala kita berpikir bahwa setiap waktu adalah anugerah dari Allah, maka setiap amalan yang kita lakukan akan menjadi penuh makna. Waktu, tak akan pernah kembali. Bisakah kita mengembalikan waktu satu detik yang lalu ? Mampukah kita mengetahui apa yang akan terjadi satu detik mendatang ? Jawabannya, tentu tidak. Maka, yang bisa kita lakukan hanyalah menggunakan waktu yang telah diberikan oleh Allah pada kita dengan baik dan memanfaatkannya sebaik mungkin.

Kita adalah orang-orang yang telah dipilih olehNya untuk berjumpa dengan Ramadhan tahun ini. Mari kita gunakan momentum Ramadhan kali ini dengan baik. Betapa ruginya... jika kita melewatkannya begitu saja. Sungguh menyedihkan... bila ibadah-ibadah kita tidak termaknai dan hanya menjadi rutinitas belaka. Semoga Allah senantiasa membimbing kita dalam cahayaNya. Amin.

Saturday, September 22, 2007

7 Kegembiraan Pada Bulan Ramadhan

Di bulan Ramadhan yang penuh rahmat dan berkah ini, tentunya banyak kegembiraan-kegembiraan yang kita rasakan. Maka dari itu, berikut ini akan saya ungkapkan 7 (tujuh) kegembiraan saya. Mengapa tujuh ? Karena saya yakin Allah dan RasulNya menyukai angka itu. :D

1. Pahala dari Allah yang berlipat ganda
2. AmpunanNya yang terbuka luas
3. Do’a yang mustajab
4. Syaithan terbelenggu
5. Suasana keislaman yang begitu kental di lingkungan sekitar
6. Semangat berlomba-lomba dalam mengejar pahala sangat terasa
7. Terhindar dari polusi asap rokok yang kerap kali mengganggu ;-)

Subhanallah..... walhamdulillah... semoga kita bisa memaksimalkan ibadah kita padaNya sebagai bentuk kesyukuran kita. Amiiiin.

Berikutnya, saya ingin memberikan PR ini (7 Kegembiraan pada Bulan Ramadhan) kepada para blogger yang sudah membaca postingan ini. Semoga berkenan. Terima kasih. :-)

Wednesday, September 12, 2007

Nyanyian Menjelang Ramadhan ; Dzikrul Maut

Beberapa hari ini, saya diingatkan kembali oleh Allah tentang kematian. Seorang pasien lama –yang pernah saya ceritakan di postingan yang berjudul "Saat Hatiku Begitu Pilu"– tepatnya malam Jum’at lalu telah berpulang ke rahmatullah. Masya Allah… saya jadi teringat terus saat ia masih saya rawat di rumah sakit tempat saya bekerja. Ia bertahun-tahun mengidap penyakit tumor yang sudah menjalar ke separuh wajahnya. Senyumnya yang tegar, keluarganya yang ramah, jiwanya yang tabah, masih sangat segar dalam ingatan. Ya Allah ya Rabb… masukkanlah ia ke dalam jannahmu. Jadikanlah kesabaran dan keikhlasannya sebagai ladang tabungan pahala untuk menghadapmu. Ampunilah dosanya, terimalah amalan ibadahnya Ya Allah. Amiin.

Ketika diri ini dihadapkan pada fenomena seperti ini, hati terasa sangat terenyuh. Membuat diri ini menerawang… Ya Allah, hamba tidak tahu kapan saat itu datang menjumpai hamba. Hamba tidak tahu, akan berapa lama lagi hamba tinggal di dunia ini ? Akan berapa kali lagi Ramadhan yang akan hamba temui? Ya Rabb, hamba tidak tahu, akankah akhir kehidupan hamba khusnul khotimah ? Ataukah sebaliknya ? Ya Allah, bantu hamba… untuk selalu mengingat kematian, karena dengan mengingatnya, diri ini menjadi sangat terjaga, bahwa dalam mengarungi hidup ini harus ada bekal yang cukup untuk menghadapMu. Karena dengan mengingatnya, diri ini menjadi tersadar, bahwa setiap waktu Engkau bisa menjemputku, bila Engkau menghendaki.

Semoga… kita semua bisa menjadi orang paling cerdas seperti sabda Rasulullah SAW, yaitu orang yang senantiasa mengingat kematian.

***

Kematian

Berbekallah untuk hari yang sudah pasti
Sungguh… kematian adalah muara manusia
Relakah dirimu menyertai segolongan orang
Mereka membawa bekal sedangkan tanganmu hampa

Rasulullah bersabda, perbanyaklah mengingat
Akan termusnah segala kenikmatan dunia
Itulah kematian yang 'kan pasti datang
Kita tak tahu kapan waktunya 'kan menjelang

Menangislah hey sahabat, karena takut 'kan Allah
Niscaya engkau 'kan berada dalam naunganNya
Di hari kiamat di saat tiada naungan untuk manusia
Selain naunganNya
Dalam ampunannya, dalam maghfirahNya
Dosa pun berguguran bak daun dari pepohonan
Itulah kematian yang 'kan pasti datang
Kita tak tahu kapan waktunya 'kan menjelang

By : Suara Persaudaraan

Ramadhan... Kurengkuh Dirimu

Tidak terasa, akhirnya Ramadhan sudah di depan mata. Dalam hitungan waktu beberapa jam mendatang, pintu rahmat, ampunan, berkah, pahala, akan dibuka seluas-luasnya oleh Allah SWT. Betapa riang gembiranya hati ini, tatkala membayangkan deposito pahala yang akan bertambah dan berlipat ganda jumlahnya. Diri ini juga tak bisa menggambarkan betapa senangnya, ketika membayangkan ampunanNya begitu luas, ketika do’a begitu mustajab, dan Allah menjamu kita dengan spesialnya. Diri ini juga tak kuasa menahan getar jiwa, saat merindukan pertemuan denganNya di sepertiga malam terakhir di hari-hari bulan Ramadhan.

Subhanallah... betapa indah Ramadhan... bulan yang senantiasa dinanti-nanti dan dirindukan oleh setiap muslim di jagat raya ini. Betapa diri ini tak mau, melewatkan masa-masa itu dengan hal yang sia-sia dan hampa. Betapa diri ini ingin... memperbaiki diri, memompa kualitas diri, dan melejitkan potensi di bulan yang penuh kemuliaan ini.

Namun... ada sebagian orang yang menghadapi Ramadhan dengan persepsi yang berbeda. Bagi sebagian orang, Ramadhan hanyalah sebuah rutinitas tahunan. Bagi mereka, ramadhan hanya berwujud puasa, tarawih, ngabuburit, zakat fitrah, dan diakhiri dengan Sholat Id. Bahkan ketika menjelang lebaran, rumahnya dipenuhi dengan berbagai belanjaan yang tentunya sarat dengan nafsu dunia. Baju baru, aksesoris rumah, dan aneka makanan yang berlebihan. Ibadah yang dilakukan tidak dimaknai dengan sepenuh hati sehingga tidak menambah kecintaan dan ketakwaan padaNya. Sungguh ironis memang. Ketika sebagian orang bersungguh-sungguh meraih kemuliaan di bulan Ramadhan, sebagian yang lain justru menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Padahal, Allah sangat menanti hamba-hambaNya di bulan suci ini, dan Allah telah menyiapkan berbagai hal spesial bagi kita yang mendekat padaNya.

Sungguh rugi diri ini, jika tidak maksimal dalam memanfaatkan momentum Ramadhan ini, bulan yang penuh kemuliaan. Tidak setiap orang diberi anugerah oleh Allah untuk bertemu dengan Ramadhan. Maka, segala puji bagi Allah yang telah memilih kita untuk menemuinya. Mari kita manfaatkan momentum Ramadhan sebaik mungkin sebagai bentuk kesyukuran kita. Semoga Allah senantiasa memberi hidayah dan cahayaNya. Amin.
NB : Menjelang Ramadhan ini, saya mohon maaf atas segala kesalahan dan khilaf. Mohon dimaafkan ya... :)

Monday, September 10, 2007

Sakit Berbuah Pahala

Sehari yang lalu, saya mendapatkan sarana pahala baru dari Allah. Sarana yang insya Allah bisa menggugurkan dosa-dosa dan menambah pahala jika hati ikhlas menerimanya.

Tepatnya kemarin pagi ± pukul 05.15, ketika saya mengerjakan tugas kesekretariatan untuk acara Deklarasi KGC (Komunitas Generasi Cendekia), jari saya teriris pisau cutter saat memotong kertas. Masya Allah, saya tidak menyangka ketika saya lihat luka di jari tengah tangan kiri saya itu cukup lebar dan dalam. Rasanya perih sekali, darahnya langsung mengucur deras. Saya langsung relfleks mencari kain untuk membalut luka saya itu. Setelah darahnya berhenti, saya kembali mengerjakan pekerjaan saya yang sempat terhenti karena memang harus selesai pagi itu juga. Walau jari gemetaran, saya masih mengetik semampu saya. Akhirnya, sekitar pukul 06.15 pekerjaan saya selesai juga.

Setelah itu, saya memutuskan untuk mencari pertolongan untuk menangani luka saya. Saya mulai menimbang-nimbang, ‘Lukanya kira-kira perlu ditangani medis nggak ya ? Atau cukup dikasih plester ?’. Akhirnya setelah dipikir-pikir, saya langsung pergi ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, saya langsung menemui rekan kerja saya, dan minta tolong. Tapi, ternyata setelah lukanya dibuka, darahnya masih mengalir. So, tidak bisa hanya diperban begitu saja karena walau begitu darahnya masih akan terus mengalir. Akhirnya, saya ke emergency. Dan... seperti yang saya duga, lukanya mesti dijahit. Hiks! Ya Allah, ‘semoga rasa sakit ini menjadi ladang pahala’, batin saya. Teman saya pun langsung membius lukanya. Dia bilang, "sakit ya ?", mungkin dia khawatir. Lantas saya jawab, "Ga pa pa, silakan... lebih cepat lebih baik". Setelah kurang lebih setengah jam, alhamdulillah selesai, dan hasilnya tiga jahitan menempel di ujung jari saya.

Saya tidak pernah membayangkan sebelumnya akan separah itu, saya pikir hanya perlu diplester saja. J Hmm... kalo sepintas saya pikir, 'Wah, gimana saya ngetik ya ... ? Salah satu jari saya harus pensiun untuk sementara waktu...’ Saya mulai merenung, Ya Allah… mungkin luka ini bisa menjadi sarana penggugur dosa-dosa hamba, mungkin juga bisa menjadi ladang pahala jika hamba menerimanya dengan ikhlas dan lapang dada. Akhirnya pikiran saya terbuka, saya ikhlas dan senang menerima kejadian ini. Banyak hikmah yang bisa saya peroleh dari hal ini, belajar bersyukur, belajar untuk tetap bertahan walau kondisi sedang lemah, belajar memaksimalkan potensi lain ketika salah satu potensi tidak bisa difungsikan.

Semoga... kita semua bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari setiap kejadian yang ditunjukkan olehNya. Hingga tak ada satu pun yang terlewatkan tanpa kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran darinya. Menjelang Ramadhan, semoga kita bisa lebih siap menghadapinya. Ilmu, kesehatan fisik, mental, dan spiritual kita, menjadi sangat penting dalam menentukan kesuksesan kita pada bulan Ramadhan nanti. Selamat menyambut bulan Ramadhan, bulan yang penuh kemuliaan.

Saturday, September 01, 2007

Ramadhan... Ku Rindu Padamu


Tak terasa, Ramadhan akan segera menjumpai kita. Bulan penuh keberkahan, keutamaan, ampunan, pahala, dan anugerah yang tak terkira dari Allah SWT. Sungguh terasa indah, jika diri ini bisa merengkuh Ramadhan… Betapa tidak ? Ramadhan adalah bulan di mana Allah membuka pintu taubat seluas-luasnya, dan amalan pahala yang berlipat ganda.

Sungguh, ku rindu padamu Ramadhan… Semoga diri ini dapat menjumpaimu, menggapai keutamaan-keutamaan yang ada padamu. Ya Allah… sampaikanlah umur hamba pada bulan Ramadhan, bantu hamba mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangannya.

Ramadhan segera tiba. Mari kita sambut kedatangannya dengan hati yang bersih, ikhlas, dan lurus padaNya. Dan semoga… kita semua dapat meraih segala kebaikan yang ada pada bulan Ramadhan. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.