Sunday, April 06, 2014

Yuk! Temukan Pasien TB


Tidak semua orang yang tahu, bahwa penyakit TBC yang saat ini lebih populer disebut TB, masih merebak dan berkembang biak seiring dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia. Iklim dan musim di Indonesia yang relatif lembab, menjadikan bakteri Tuberculosis (TB) yang bersifat tahan asam ini sangat mudah membangun koloni-koloni. Gaya dan pola hidup masyarakat kurang peduli terhadap kesehatan, ditambah dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit TB secara benar membuat mayoritas masyarakat beranggapan bahwa penyakit TB ini adalah penyakit yang memalukan.

Hal itu membuat seringkali pasien TB tidak menghiraukan gejala-gejala awal sehingga terlambat dideteksi hingga menyebabkan kematian. Selain itu, lambatnya deteksi penyakit TB ini, juga membuat sang pasien berpotensi tinggi menularkan pada lingkungan sekitarnya.

Berikut tips "Temukan Pasien TB" versi saya sebagai mantan perawat :)

Kenali Gejalanya
Cermati tanda-tanda fisik di bawah ini:
  • Batuk berdahak (kadang tidak berdahak) lebih dari 2 minggu; batuk lebih intens saat di pagi dan malam hari.
  • Nafsu makan menurun
  • Sering merasa lesu
  • Berkeringat banyak di malam hari walau cuaca tidak panas dan sedang tidak beraktivitas
  • Berat badan menurun drastis
  • Batuk berdarah (hemaptoe), ini terjadi jika penyakit TB sudah menjangkit parah dalam paru-paru
Nah, dengan mengetahui gejala umum penyakit TB, kita dapat mengidentifikasi orang-orang di sekitar kita, apakah mereka berpotensi memiliki gejala TB atau tidak.

(Sumber : http://carapedia.com)

Deteksi Lebih Awal
Jika lebih cepat terdeteksi, cepat berobat, maka juga akan menghindari penularan secara langsung pada orang-orang di sekitar. Tidak usah malu untuk periksa dahak (cek BTA) atau pun Rontgen, deteksi dini justru membuat proses pengobatan menjadi lebih mudah.

Komunikasikan Secara Personal
Kita adalah makhluk sosial. Tentu kita akan merasa berempati jika ada keluarga, teman, kerabat, atau tetangga yang menderita suatu penyakit. Maka sarankan mereka untuk memeriksakan diri ke dokter atau puskesmas terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Jelaskan pula bahwa pengobatan OAT sangat mudah, gratis, dan pasti sembuh jika diminum sesuai aturan.

Jika telah melakukan komunikasi secara personal dan penuh empati, saya yakin bahwa si penderita akan luluh hatinya untuk mengikuti saran ini. Selain itu, beri informasi bahwa penyakit TB bukanlah wabah yang memalukan. Bahwa setiap orang berpotensi untuk tertular, tidak mengenal strata hidup dan tingkat ekonomi.

Well, dengan begitu, insya Allah kita sebagai masyarakat dapat ikut berpartisipasi secara aktif dalam pemberantasan penyakit TB di Indonesia. Amiin.

(Sumber : http://bloglog.com)