Tuesday, September 09, 2008

Ironi Pendidikan Hari Ini


Kemarin, tepatnya tanggal 8 September, adalah Hari Aksara Internasional. Hari di mana kita boleh berbangga karena dari segi statistik, angka Melek Aksara meningkat dari tahun ke tahun. Namun hari ini adalah sekaligus hari yang menyedihkan karena justru seiring angka Melek Aksara yang makin meningkat itu, bangsa kita tak kunjung cerdas. Ironis.

Secara statistik, angka buta aksara memang berkurang. Akan tetapi secara fungsional, banyak penduduk Indonesia yang tidak pandai membaca dan menulis. Kita hanya diajarkan untuk bisa membaca dan menulis, tapi tidak pandai. Kebiasaan masyarakat Indonesia yang hobi menonton televisi membuat mereka hanya bisa menjadi “pengamat dan pendengar”, tanpa bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk mencerdaskan dirinya. Padahal, di zaman sekarang ini kita sangat didukung oleh teknologi komunikasi yang begitu efektif dan akses yang mudah untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita.

Berbicara tentang pendidikan di negeri ini memang hanyalah ironi yang didapat. Lembaga yang berwenang di bidang pendidikan hanya berorientasi pada target proyek. Bagaimana mau menyelesaikan masalah pendidikan yang ada jika tak ada kepedulian sama sekali ? Budaya membaca kita masih sangat rendah, apatah lagi untuk menulis. Contoh kecil saja, pelajaran mengarang di sekolah ternyata menjadi mata pelajaran yang paling membosankan bagi para siswa. Bukan pelajarannya yang salah, akan tetapi cara mengajarnya. Para pendidik memang harus berbenah. Karena bagaimana mau memberikan sesuatu jika kita tidak punya sesuatu untuk diberikan ? Bagaimana mau mendidik jika diri sendiri belum terdidik ?

Jumlah perpustakaan dan toko buku di Indonesia masih sedikit dibanding negara berkembang lainnya. Di Jepang saja, jumlah toko bukunya kurang lebih telah menyamai Amerika Serikat. Di negeri kita yang berlimpah kekayaan alamnya ini, harga buku sangat mahal. Produksi kertas saja masuk dalam daftar wajib pajak. Bagaimana harga buku mau murah ? Jika pemerintah ingin bangsa ini cerdas, maka hapuskan pajak kertas agar buku lebih murah. Perbanyak toko buku agar akses lebih mudah. Setuju ?!!! Karena bagaimana bangsa ini mau cerdas kalau semua dijadikan BISNIS ??? Pfuihh… cape’ deh.

No comments: